Kajian ‘Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita’

 Analisis Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta


        Pada video presentasi ‘Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita’ yang ditayangkan di channel Youtube ISI Surakarta, beliau menjelankan bahwa kesenia wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adi luhung pada aspek pertunjukan dan sastra, tapi juga pada aspek bentuknya. Beliau juga mengatakan bahwa seiring dengan perkembangan zaman, bentuk figur kayon di Surakarta mengalami perubahan dan muncul berbagai macam bentuk. Pertama kali munculnya figur kayon yaitu pada tahun 1522M yang berbunyi Geni dadi sucining jagat yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga, lalu pada tahun 1739M muncul figur kayon baru yang berbunyi Gapura lima retuning bumi yang diciptakan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono II, kemudian dengan perkembangannya  diketahui pada tahun 1856M ada koleksi dari musium di Belanda dengan nama Figur kayon gapuran.

Beliau juga menjelasan metode penelitian yang dipakai berupa metode fenomenologi dengan lokus penelitian material figur kayon gaya Surakarta, yang didukung dengan data oral (wawancara) dari informan penelitian. Dijelaskan juga inovasi bentuk figur kayon yakni berupa ragam bentuk kayon dapat dilihat dari 6 aspek, yaitu ragam ukuran, ragam raut bidang, ragam isian, ragam tatahan, ragam sunggingan, ragam sunggingan belakang.

  • Ragam Ukuran : Tinggi 75 – 99  cm dan Lebar 38 – 59 cm
  • Ragam Raut Bidang : Raut : wengku, Bedhahan, Kadiwengku). Bidang : kerucut (Pucukan), cembung (Genukan), cekung (Lengkeh),     bidang datar (palemahan), tonjolan kecil (Umpak).
  • Ragam Isian : terdapat 97 ragam terdapat dari : tumbuhan (20), hewan (43), makhluk mitologi (6), benda alam (11), buatan (13), simbol (4).
  •  Ragam Tatahan : terdapat 14 ragam terdiri dari : bubukan, tratasan, untu walang, bubukan iring, mas-masan, gubahan, srunen, inten-intenan, sekar katu, patran, seritan, sembuliyan, pipil, dan susnik.
  • Ragam Sunggingan : sorotan, gemblengan, padang bulan.
  • Ragam Sunggingan Belakang : Sunggingan Api, dan Sunggingan Air.
        Dijelaskan bahwa ada 2 jenis wanda kayon yaitu Kayon Wanda Wadon memiliki bentuk gempal, sedangkan Kayon Wadan Lanang memiliki bentuk ramping. Pada presentasi juga di jelaskan tentang eksternalisasi bentuk figur kayon yaitu berupa pengalaman estetis yang terbagi menjadi 2 bentuk yang pertama berupa pengalaman estetis dalam bentuk citra fisik, dimana seniman akan meperlihatkan presepsinya yang terdiri dari presepsi kayon, presepsi gunungan, presepsi bentangan alam. Sedangkan pengalaman estetis dalam bentuk rasa yaitu berupa keistimewaan bentuk dan nilai sakral. Dijelaskan pula nilai filosofi bentuk kayon yang mengandung 3 hal, yaitu Makrokosmos, Mikrokosmos, dan Metakosmos. Beliau menyimpulkan bahwa nilai filosofi pada bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta merupakan pandangan manusia terhadap dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari tiga bentuk yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.

Kesimpulan dari kajian ‘Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita’ ialah sebuah simbol kehidupan yang memiliki nilai estetika di dalam fugur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta ini, serta inovasi berupa upaya untuk melestarikan warisan budaya dan tradisi wayang kulit di era zaman sekarang dan juga memodernisasikan bentuk-bentuk tradisional wayang kulit agar tetap memiliki daya tarik dan minat penontonnya.

 

Komentar